terkini


Tingkat Desibel yang Aman untuk Pendengaran: Panduan dari World Health Organization

Tingkat Desibel yang Aman untuk Pendengaran: Panduan dari World Health Organization

Pendengaran adalah salah satu indera yang paling penting dalam kehidupan sehari-hari, memungkinkan kita untuk berkomunikasi, menikmati musik, dan mendengar suara-suara alam. Namun, eksposur terhadap suara keras bisa merusak pendengaran kita secara permanen. World Health Organization (WHO) memberikan panduan yang jelas mengenai tingkat desibel (dB) yang aman untuk melindungi pendengaran kita.

Apa Itu Desibel?

Desibel (dB) adalah satuan ukur yang digunakan untuk menyatakan tingkat kekerasan suara. Skala desibel bersifat logaritmik, yang berarti setiap kenaikan 10 dB mewakili peningkatan intensitas suara sepuluh kali lipat. Misalnya, suara 70 dB adalah sepuluh kali lebih kuat daripada suara 60 dB.

Panduan WHO Mengenai Tingkat Desibel yang Aman

Menurut WHO, tingkat kebisingan yang aman untuk telinga manusia adalah di bawah 85 dB untuk durasi maksimal delapan jam. Panduan ini didasarkan pada penelitian yang menunjukkan bahwa paparan berulang terhadap suara di atas ambang batas ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada pendengaran.

Di Bawah 85 dB: Suara pada atau di bawah 85 dB umumnya dianggap aman untuk durasi yang lama. Contoh suara pada tingkat ini termasuk lalu lintas jalan raya (dari kejauhan) dan percakapan biasa.

Di Atas 85 dB: Paparan terhadap suara di atas 85 dB untuk periode yang lama dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Misalnya, lalu lintas jalan raya yang padat, mesin pemotong rumput, atau alat listrik lainnya biasanya menghasilkan suara pada atau di atas tingkat ini.

Bahaya Paparan Suara Keras

Kerusakan pendengaran yang disebabkan oleh suara keras dapat bersifat sementara atau permanen. Beberapa dampak negatif dari paparan suara keras meliputi:

Tinnitus: Suara dering atau dengung di telinga yang bisa bersifat sementara atau permanen.

Gangguan Pendengaran: Paparan berulang terhadap suara keras bisa menyebabkan kehilangan pendengaran, yang sering kali tidak dapat dipulihkan.

Kerusakan Jaringan Telinga: Suara keras bisa merusak sel-sel rambut di koklea, bagian dari telinga dalam yang penting untuk pendengaran.

Langkah-Langkah Perlindungan

Melindungi pendengaran dari kerusakan akibat suara keras memerlukan kesadaran dan tindakan preventif. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil untuk melindungi telinga Anda:

Gunakan Pelindung Telinga: Saat berada di lingkungan yang bising, seperti konser atau saat menggunakan alat-alat listrik, gunakan earplugs atau earmuffs.

Batasi Durasi Paparan: Kurangi waktu yang dihabiskan di lingkungan yang bising. Jika Anda harus berada di sana untuk waktu yang lama, istirahatkan telinga Anda secara berkala.

Atur Volume: Hindari mendengarkan musik atau audio lainnya dengan volume tinggi dalam waktu yang lama. Pilih headphone yang memiliki fitur noise-canceling untuk mengurangi kebutuhan menaikkan volume.

Periksa Pendengaran Secara Rutin: Jika Anda sering terpapar suara keras, periksa pendengaran Anda secara berkala dengan profesional kesehatan.

Contoh Tingkat Kebisingan dalam Kehidupan Sehari-Hari

Berikut adalah beberapa contoh tingkat kebisingan yang biasa kita temui dan potensi bahayanya:

  • Percakapan Biasa (60 dB): Aman, tidak ada risiko gangguan pendengaran.
  • Lalu Lintas Jalan Raya yang Padat (85 dB): Batas aman untuk delapan jam paparan.
  • Pemotong Rumput (90 dB): Berisiko jika terpapar selama lebih dari dua jam.
  • Konser Musik Rock (110 dB): Dapat menyebabkan kerusakan setelah 15 menit paparan.
  • Mesin Jet Lepas Landas (130 dB): Dapat menyebabkan kerusakan instan.

Kesimpulan

Melindungi pendengaran adalah investasi penting untuk masa depan Anda. Mengikuti panduan WHO tentang tingkat desibel yang aman dapat membantu mencegah kerusakan pendengaran dan menjaga kualitas hidup. Pastikan untuk menghindari paparan suara keras yang berkepanjangan dan mengambil langkah-langkah proaktif untuk melindungi telinga Anda. Dengan kesadaran dan tindakan preventif, kita dapat menikmati dunia suara tanpa mengorbankan kesehatan pendengaran kita.